Mengapa orang Nekad , Saat Patah Hati ??

Pernah melihat atau bahkan merasakan seseorang patah hati yang luar biasa sedihnya? Bahkan ada yang sampai berbuat hal-hal di luar akal sehat, nekad, dan banyak lagi. Dulu, secara logika hal itu sulit dijelaskan, namun kini ilmuwan sudah mendapat jawaban mengapa hal itu dapat terjadi.
Sebuah studi terhadap otak manusia menyatakan bahwa lelaki atau perempuan yang patah hati karena cinta dan memandang foto mantannya akan mengalami aktivasi pada daerah otak yang terkait dengan perasaan dihargai, kecanduan, pengontrol emosi, dan rasa sakit. Hasil studi ini memberi pemahaman bahwa memang sulit bag sebagian orang untuk mengalami putus cinta, sehinga memicu perilaku ekstrim, bahkan pembunuhan dan bunuh diri.

“Rasa romantisme cinta adalah sebuah kecanduan,” jelas Helen E. Fisher, pakar antropologi biologi di Rutgers University yang memimpin penelitian ini. “Ini adalah kecanduan yang kuat dan ajaib saat semua berjalan baik, namun akan menjadi kecanduan yang parah jika cinta itu hilang.”
Para peneliti berspekulasi bahwa respon otak terhadap penolakan rasa cinta memiliki dasar evolusioner. Sirkit pada otak yang terkait dengan rasa cinta sudah ada sejak jutaan tahun lalu, sehingga memungkinkan nenek moyang kita untuk fokus pada energi perjodohan hanya pada satu orang di satu waktu, dan memulai proses perjodohan itu, demikian menurut Fisher. Dan ketika kita ditolak dalam hal cinta, maka kita merasa kehilangaan rasa penghargaan yang terbesar dari hidup kita, yaitu pasangan kita.
Sistem otak ini kembali aktif untuk membantu kita membuat apsangan kembali pada kita.
Fisher dan timnya memindai 15 otak partisipan yang berusia setara, yakni duduk di bangku kuliah, 10 wanita dan 5 pria. Semua memiliki pengalaman sedang putus cinta tapi masih mencintai mantannya. Rerata hubungan percintaan mereka adalah 2 tahun, dan sudah putus sekitar 2 bulan. Semua partisipan memiliki skor tinggi dalam perhitungan skala rasa cinta, sebuah sistem kuesioner yang diberikan ilmuwan untuk mengukur intensitas perasaan cinta mereka. Partisipan juga mengatakan bahwa mereka menghabiskan lebih dari 85 persen waktu terjaga mereka untuk memikirkan kenapa mereka ditolak pasangannya.
Pada eksperimen dimana partisipan memanang foto mantan kekasihnya, mereka ditanyai mengenai semua kenangan yang dialami bersamanya. Mereka juga diminta memandang foto anggota keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Serangkaian percobaan itu menghasilkan:
Memandang foto mantan menstimulasi bagian otak bernama ventral tegmental yang terlibat dalam motivasi dan rasa dihargai. Bagian ini juga menjadi aktif ketika seseorang sedang jatuh cinta. Ini cukup masuk akal, sebab baik dalam keadaan sedih atau senang, saat kita mencintai seseorang maka kita akan tetap mencintainya.
Bagian otak bernama nucleus accumbens dan orbitofrontal/prefrontal cortex juga ikut aktif. Ini adalah bagian otak yang berhubungan dengan kecanduan intens seperti pada kokain dan rokok.
Terjadi pula peningkatan aktivitas di bagian otak bernama insular cortex dan anterior cingulated, bagian yang terkait dengan rasa sakit dan rasa susah.
Dengan mengetahui kenapa orang bisa berbuat nekad saat putus cinta, kelak akan dapat ditemukan solusi pemecahnya. Makin lama rentang waktu yang dialami setelah pasangan putus maka terjadi pula penurunan aktivasi bagian-bagian otak tadi.

0 komentar:

 
Copyright © Shared Info